Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Hukum Kekuasaan

Filsafat Hukum: Hukum dan Kekuasaan

Kaitan antara hukum dan kekuasaan dapat diringkas dalam semboyan: “ Hukum yang lemah adalah mimpi, kekuasaan yang tidak sah adalah despotisme ”. Dalam praktiknya, undang-undang mewajibkan yang berwenang untuk menyediakannya. Sifat fundamental inilah yang membedakan hukum di satu sisi dengan norma-norma sosial dan agama lainnya. Kewenangan ini diperlukan karena undang-undang mengharuskannya. tanpa Pemerintah akan menghadapi kendala dalam menerapkan hukum di masyarakat. Semakin tertib dan teratur suatu masyarakat, semakin sedikit dukungan yang dibutuhkannya. Anggota masyarakat jenis yang terakhir dikatakan memiliki tingkat pengetahuan hukum yang tinggi. Hukum itu sendiri sebenarnya adalah kekuasaan, di samping sumber-sumber lain seperti hukum, kekuasaan (fisik dan ekonomi), otoritas (kecerdasan moral dan moral), salah satu sumber kekuasaan. lebih dari yang mereka miliki. Contoh populer tentu saja termasuk tindakan raja dan diktator. Baik buruknya kekuasaan itu tergantung bagai

Legal Uncertainty is Caused by Advocates

Author: Sebastian Pompe, Leiden, The Netherlands Project Manager National Legal Reform Program In February 2011, one of Jakarta's most prominent lawyers, a favorite of the international community, told a foreign delegation that the main reason for the lack of legal certainty in Indonesia was the refusal of the Supreme Court to publish its decisions. You often hear this in the legal world. In public announcements In media publications, the Indonesian interest group generally accuses the courts of legal uncertainty, citing the absence of published court decisions as the main reason. In fact, in February 2011, there were 22,437 judgments on the Supreme Court's website. That's more than all the decisions of the Supreme Courts of the United States, the Netherlands and Australia in the past decade. In fact, that's more than the number of decisions rendered by the United States Supreme Court in the last hundred years. The last decision uploaded was yesterday (

Kritik UU Peradilan Anak

Dewan Rakyat (DPR) akhirnya beralih kepada sistem peradilan jenayah juvana (UU SPPA) pada Selasa, 3 Julai. Sebagai pengganti Undang-undang no. 3 Tahun 1997 tentang peradilan juvana, penggubalan undang-undang ini dilihat sebagai satu langkah ke hadapan kerana hak kanak-kanak yang termasuk dalam undang-undang lebih terjamin. Undang-undang PSPA menekankan keadilan pemulihan. Konsep keadilan, yang merangkumi cara-cara menyelesaikan kes-kes yang melibatkan penceroboh, keluarga, mangsa dan saudara-mara mereka, yang memfokuskan untuk mewujudkan semula keadaan sebagai matlamat tertinggi undang-undang. Untuk menjadikan usaha jenayah sebagai jalan terakhir. Perubahan asas dalam sistem keadilan juvana terletak pada penerapan prinsip sabotaj. Diversi ialah pemindahan kes kanak-kanak daripada proses peradilan jenayah juvana kepada proses peradilan jenayah. Objektifnya, selain untuk mencapai keamanan antara mangsa dan kanak-kanak melalui mekanisme bukan kehakiman, adalah untuk mengelakkan kan

Silang Sengkarut Sengketa Pilkada

Pinagbigyan ng Constitutional Court ang petisyon para resolbahin ang hindi pagkakaunawaan sa halalan ng mga pangulo ng mga rehiyon (pilkada) sa loob ng kapangyarihan ng Constitutional Court. Sa desisyon nito, ipinasiya ng Constitutional Court na Article 236 (Pemda) ng Batas Blg. 12 (Law) on Local Self-Government of 2008 և Article 29 of Law No. 48 of 2009 Ang unang liham ay itinuturing na labag sa konstitusyon. Ngayon, nagbabalik ang Constitutional Court nang hindi bumibili ng iba pang mga pagkakataon, bilang tagapag-alaga ng Konstitusyon, inaasahan na ang atensyon ng mga hukom ng Constitutional Court ay hindi na maituon sa pagresolba ng mga hidwaan sa elektoral. Makakakuha tayo ng ilang mahahalagang punto mula sa desisyong ito ng Constitutional Court, una. Wala nang kapangyarihan ang Constitutional Court na lutasin ang lahat ng hindi pagkakaunawaan sa Pilka. Sa kasalukuyan ay hindi alam kung ano ang kanyang gagawin pagkatapos umalis sa opisina. Nakasaad sa bagong batas tungkol sa m

Aqad Siyasah

Ia dikenali dalam politik Arab sebagai hookah. Itulah sebabnya perkataan "sirra" dikenali dalam buku "Ulama Penjelasan" dengan tanda, misalnya, ia berasal dari tanda lafaz, seperti yang dijelaskan dalam "Al-Mahid". Dalam ayat yang bermakna (menghafal, melatih dan mengajar). Ini bermakna menyimpan sesuatu. Jadi, perkara pertama yang dibimbangi politik ialah pentadbiran dan pembesaran paderi. Istilah ini kemudiannya digunakan dalam organisasi akaun manusia, dan dinamakan untuk simbol yang mengawal semua akaun manusia. Hakikat bahasa Arab ialah Ulul Amri mengurus, mengawal dan menyelenggara akaun orang. Juga, menurut orang Arab, betapa sukarnya melindungi serangga. Ia memusnahkan kayu, maka jagalah politik (kemunafikan), pembaharuan (Islam), pembetulan dan bimbingan (sebelah belakang) dan pendidikan (tadbir) . . -2). Perbahasan Mujahidin bukan Syiah mendakwa bahawa satu-satunya cara untuk melantik pemimpin adalah melalui pemilihan atau penyelarasan (Ala

Menimbang Hak Imunitas Komisi Pemberantasan Korupsi

Presiden Samo Bambang Vijayant Bambang Vijayant (CPK) telah menandatangani keputusan presiden. PKC Bagian 32 dari KUHAP mengatur tentang pemberhentian Komisaris CDP yang dicurigai melakukan tindak pidana, terlepas dari pelanggarannya. Kata-kata dalam undang-undang CDP tidak ganda, diketahui, harus dihormati. Jika komisaris curiga, komisaris harus mengundurkan diri tanpa kecuali. Kenang Publik Beberapa tahun lalu Bibi Samad Rianta Chandra Hamza (keduanya komisioner KPCK) dideportasi karena dicurigai memusuhi Presiden Susilo Bambang Yudhayo dan POLRI dan KPK. "Sikak Buya Jilid 1." Prinsip Penilaian Rasa Bersalah Prinsip penilaian kemurnian telah lama dikenal di lembaga penegak hukum. Asas ini berarti bahwa kita harus menerima bahwa orang tersebut tidak bersalah selama tersangka tidak bersalah di pengadilan yang tetap. Tahapan persidangan di mana tersangka akan membuat keputusan akhir yang mengikat itu panjang; Sekalipun vonis dibatalkan, terpidana dapat mengajukan grasi