Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Achmad Fauzi

Menjadi Hakim Digdaya

Pada 2010, Mahkamah Agung memecat setidaknya 110 hakim yang telah dijatuhi sanksi. Secara khusus, setidaknya 33 hakim divonis hukuman berat, 13 hakim ringan, dan 64 hakim ringan. Pelanggaran Kode Etik ditandai dengan pelanggaran berat, termasuk penerapan hukum dagang. Banyak ahli percaya bahwa praktik perdagangan legal telah meningkat bermanfaat karena intelijen yudisial diblokir, yang tidak memungkinkan publik untuk memiliki kontrol langsung atas etos kerja hakim. Namun anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Melalui putusan KMA 144/2007, Mahkamah Agung memberikan akses informasi seluas-luasnya kepada masyarakat, mulai dari penerbitan putusan hingga keterbukaan informasi di pengadilan, transparansi anggaran dan biaya pengadilan, hingga bantuan hukum. , prosedur litigasi standar, prosedur untuk mengadukan ketidakpuasan terhadap layanan peradilan. Filsuf Inggris Jeremy Bentham mengatakan bahwa setiap budaya isolasi selalu membangkitkan minat jahat. Selama ada transparansi, selama a

Kritik UU Peradilan Anak

Dewan Rakyat (DPR) akhirnya beralih kepada sistem peradilan jenayah juvana (UU SPPA) pada Selasa, 3 Julai. Sebagai pengganti Undang-undang no. 3 Tahun 1997 tentang peradilan juvana, penggubalan undang-undang ini dilihat sebagai satu langkah ke hadapan kerana hak kanak-kanak yang termasuk dalam undang-undang lebih terjamin. Undang-undang PSPA menekankan keadilan pemulihan. Konsep keadilan, yang merangkumi cara-cara menyelesaikan kes-kes yang melibatkan penceroboh, keluarga, mangsa dan saudara-mara mereka, yang memfokuskan untuk mewujudkan semula keadaan sebagai matlamat tertinggi undang-undang. Untuk menjadikan usaha jenayah sebagai jalan terakhir. Perubahan asas dalam sistem keadilan juvana terletak pada penerapan prinsip sabotaj. Diversi ialah pemindahan kes kanak-kanak daripada proses peradilan jenayah juvana kepada proses peradilan jenayah. Objektifnya, selain untuk mencapai keamanan antara mangsa dan kanak-kanak melalui mekanisme bukan kehakiman, adalah untuk mengelakkan kan