Langsung ke konten utama

Asas-asas Hukum Acara Pidana (Bagian 2)

Asas legalitas dan hukum

Asas keabsahan dalam perkara pidana berbeda dengan asas keabsahan dalam perkara pidana. Dalam hukum pidana, asas legalitas adalah asas bahwa tidak ada tindak pidana yang dapat dipidana tanpa adanya aturan sebelumnya. Namun dalam KUHAP asas legalitas diartikan sebagai asas bahwa setiap penuntut wajib memeriksa setiap perkara. Yaitu, legitimasi yang dimaksud dalam kasus ini adalah bahwa setiap kasus dapat diselesaikan di pengadilan hanya setelah gugatan dan gugatan diajukan. Namun, kebijakan peluang adalah kebijakan yang mengatakan jaksa memiliki hak untuk memutuskan apakah akan mengadili atau tidak.

Pada prinsipnya kedua asas ini tidak saling bertentangan, karena asas legalitas berkaitan dengan perkara (correctness of case) di pengadilan, sedangkan asas kecukupan berkaitan dengan hak-hak penuntut umum. Jika Mahkota menggunakan haknya untuk bertindak, kasus tersebut dapat dibawa ke pengadilan.

Asas keadilan yang sama menurut hukum

Asas ini menyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama di depan hukum. Namun pada kenyataannya kebijakan ini sering dilanggar.

Prinsip-prinsip tinjauan yudisial umum

Pada prinsipnya keadilan harus bersifat universal, kecuali dalam hal anak dan adat. Ditetapkan dalam Pasal 153 (3) StPO Jika sidang tidak terbuka untuk umum, putusan hakim tidak sah menurut ketentuan Pasal 153 (4) BPK.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Problematika Perlindungan Saksi

Undang-Undang tentang Perlindungan Saksi dan Korban No. 13 Tahun 2006 memberikan kesempatan yang luas bagi perlindungan saksi atau korban, dan salah satu bentuk perlindungan tersebut adalah hak untuk mengubah identitas diri. Namun, di sisi lain, Pasal 77 Kepresidenan Nomor 23 Tahun 2006 melarang siapa saja yang tidak berhak mengubah data pribadinya. Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mengakui masih sulitnya mengubah identitas orang yang dilindungi. Dalam hal ini, organisasi memiliki kewenangan untuk mengubah identitas saksi atau pembela. 2006 13 Ketua LPSK Abdul Haris Semendawai benar mengakui kesulitan yang dihadapi organisasi yang dipimpinnya. Hingga saat ini, belum ada satu orang pun yang diidentifikasi sebagai saksi atau korban. Semendawai berpendapat bahwa tidak ada aturan atau mekanisme untuk mengubah identitas. Ia percaya bahwa saksi atau korban yang selalu berada di bawah ancaman harus memiliki hak untuk mengubah identitas dan tempat tinggal mereka. Pihak yang...

Menggugat Praperadilan Penetapan Status Tersangka

Pada pertengahan 2012, Hakim Suko Harson (Mahkamah Daerah Jakarta Selatan (JPC)) mengadakan perbicaraan awal kes itu untuk menentukan status suspek kes rasuah PT. Chevron Pacific Indonesia. keputusan pembetulan PT. Chevron tidak bernasib baik: keputusan itu telah dibatalkan oleh Mahkamah Agung, dan Hakim Suko Harsono didenda kerana berkelakuan tidak profesional. Sekali lagi pada pertengahan 2014, Hakim M. Razzad (PN. Jakarta Selatan), bersama ketua Kumpulan Permata Hijau, tersangka Toto Chandra, mengadakan perbicaraan awal terhadap penetapan status tersangka oleh Administrasi Pajak Umum. . Keputusannya adalah seperti berikut: Mahkamah Agung telah dimansuhkan, dan Hakim M. Razzad telah didakwa oleh Suruhanjaya Perundangan Kehakiman kerana kelakuannya yang tidak profesional. Seterusnya, ini pula kisah trio dalam PN. Di Jakarta Selatan, Hakim Sarpin Rizaldi mengesahkan dakwaan awal Suruhanjaya Rasuah (CPC) untuk menentukan status Buddha Gunawa yang disyaki. Tiga ketetapan sebelum i...